Postingan

[Cerpen] Musnah

  Musnah Oleh: Adhelia Putri Chandra P. *** Tinggal di kota metropolitan memang tidak terlalu buruk bagi penikmat malam sepertiku. Gemerlap kota terus menyala, menghias gedung pencakar langit yang berdiri tegak di setiap sisi. Ia berpadu dengan lampu kecil milik pedagang kaki lima yang mangkal di pinggir jalan dan kedai angkringan yang menyajikan menu nikmat di trotoar. Mereka seperti memberi keberanian dan rasa aman tersendiri bagi siapa saja yang hendak keluar malam sendirian. Belum lagi hiruk-pikuk kendaraan yang tak pernah tidur, meski jam menandakan bahwa penghujung malam telah tiba.  Alun-alun kota adalah destinasi yang kupilih untuk menikmati malam kali ini. Ditemani segelas cappucino dan seporsi bakaran yang kupesan dari angkringan milik Mang Ujang, aku menyaksikan lalu lalang manusia yang tak pernah mati. Sesekali, aku mengingat kita sebagai sesuatu yang telah hilang di sudut kota. Entah siapa yang salah, siapa yang membuang, siapa yang menyudahinya. Aku tak tahu. “Ja...

[Cerpen] Mengapa Kemalangan Menghujani Nasibmu?

  Mengapa Kemalangan Menghujani Nasibmu? Oleh: Adhelia Putri Chandra P. *** Aroma kotoran begitu menyengat ke dalam indra penciuman saat jendela kos tiga petak yang kutempati sejak dua bulan lalu terbuka. Ia beradu dengan aroma selokan dan sampah yang menggunung di depan sana. Sayup-sayup terdengar suara tetangga sebelah yang tengah asik membangunkan anaknya sembari sedikit mengomel. Ditambah dengan racauan ibu-ibu berusia enam puluh tahunan yang terus mengeluhkan kakinya.  “Ah pagi yang kacau,” pikirku.  Aku yang biasa tinggal di perumahan asri, bersih, dan penuh ketenangan, tentu merasa tak nyaman berada di tempat ini. Jika bukan karena tempat ini adalah tempat terdekat yang masih punya slot kosong, mungkin aku juga tak akan singgah di sini untuk sementara. Bagaimana tidak? Setiap pagi, aku harus menghirup aroma kotoran kucing dan kotoran ayam yang berserakan di deretan kos. Ditambah dengan sampah yang menggunung dan banyak dihinggapi lalat. Masyarakat di sini juga memi...

[Cerpen] Apakah Perempuanku Masih Ingin Mati?

  Apakah Perempuanku Masih Ingin Mati? Oleh: Adhelia Putri Chandra P. *** Macet. Satu kata yang tak pernah terhapus dari kondisi Kota Malang setiap hari, apalagi pada hari Minggu seperti sekarang. Kepulan asap rokok milik sopir angkutan umum dan kepulan asap kendaraan besar menyatu di atas sana. Aroma kecut dari para pengendara yang terjebak kemacetan di Perempatan Belimbing ikut menjadi perpaduan siang ini. Sesekali, aku membetulkan letak kacamata yang melorot sebab hidung yang mancung ke dalam seraya berdecak sebal. Bagaimana tidak? Sudah hampir setengah jam kendaraan yang ditunggangi oleh kekasihku ini mangkrak akibat jalanan yang awut-awutan siang ini. Belum lagi sinar matahari yang terasa menyengat dan menguliti kulit.  “Huh, harusnya tadi aku mengenakan setelan lengan panjang,” gerutuku. “Ya 'kan sudah Mas bilang, pakai jilbab,” sahut Raka—kekasihku yang tengah asik mengendalikan setang motor—menyelip di antara padatnya kendaraan.  Aku menghela napas panjang. Memang...

[Cerpen] Kisah Tak Berjudul untuk Fredella

  Kisah Tak Berjudul untuk Fredella Oleh: Adhelia Putri Chandra P. *** “Argh!” Suara itu menggelegar ke seluruh penjuru kamar kos berukuran 4x6 meter. Dari kejauhan, tampak mata cokelat seorang gadis tengah menatap nyalang bayangan dirinya di cermin. Satu tangannya yang tengah menggenggam botol kaca, tiba-tiba mengikuti interupsi otak untuk terangkat. Tak lama, suara pecahan kaca terdengar. Lantai menyatu dengan darah yang mengalir deras dari telapak kaki Fredella─gadis itu. Bersamaan dengan itu, air matanya luruh. Bukan! Bukan karena beberapa puing pecahan kaca yang menusuk kakinya, tapi karena luka yang membara dalam dada. “Argh!” Fredella  berteriak frustasi. Tangannya terarah untuk membuang semua barang yang tertata rapi di meja rias. Suara pecahan kembali terdengar, sesekali beradu dengan teriakan dan isak tangis Fredella. Minggir!” titah Fredella kepada dua laki-laki yang menghadang langkahnya di pintu kelas. “Tidak akan sebelum kau menyerahkan tubuhmu pada kami,” balas ...

[Cerpen] Menjemput Semi

  Menjemput Semi Oleh: Adhelia Putri Chandra P.

[Artikel] Film Teacher's Diary: Unsur Intrinsik dan Sinopsis

  Film Teacher's Diary— Unsur Intrinsik dan Sinopsis Oleh: Adhelia Putri Chandra P.

[Artikel] Tembang Gundul-Gundul Pacul sebagai Sastra Lisan Daerah

  Tembang Gundul-Gundul Pacul sebagai Sastra Lisan Daerah Jawa Tengah Oleh: Adhelia Putri Chandra P.