Hanya Aksara: Ketika Rasa Bersua
Ketika Rasa Bersua
Oleh: Adhelia Putri Chandra P.
Beberapa kali kerap kita bicara mengenai rasa yang entah sejak kapan memenuhi rongga dada. Beberapa kali pula kerap kau berbincang mengenai apa-apa yang seharusnya kupanjatkan dalam doa. Dan, beberapa kali itulah harapan-harapan untuk bersamamu tumbuh. Bahkan, pada tengah malam, saat di mana mata-mata mereka terpejam, aku masih saja terjaga sembari sesekali berdiskusi dengan Tuhanku ─ membicarakanmu. Padahal, sebelumnya kau sudah berkata, “Tidak ada rasa apa pun yang kusimpan untukmu.”
“Ah, semesta memang pelik!” Begitulah ucapku setiap kali aku mengingat namamu, membayang senyummu, pun merindumu.
Seperti malam ini. Sepi yang menyapa kembali membawaku pada angan-angan mengenaimu. Sesekali aku mengingat bagaimana dekatnya kita beberapa tempo lalu. Eh, tunggu. Kita yang dekat atau hanya aku yang menganggap kita dekat? Ah, entahlah. Aku tak mengerti. Namun, yang jelas aku ingat, malam itu kau berkata, “Berdoa saja yang terbaik.”
Hahaha! Aku kembali mengulas senyum mirisku. Bahkan, aku berharap hanya karena satu kalimat yang mungkin terucap hanya untuk menjadi penenang. Bodoh memang, tapi aku tak mampu mengelak bahwa ada rasa yang menjalar dalam rongga dada tiap kali mengingat percakapan kita malam itu ─ malam di mana aku bertanya banyak hal mengenai dirimu.
Ah, sial! Ketika rasa bersua, semua seolah berubah. Apa-apa yang kupandang selalu mengingatkanku padamu. Apa-apa yang kudengar selalu membawakan rindu yang begitu dalam untukmu. Bahkan, apa-apa yang menjadi bayang-bayangku pada ruang kosong itu, selalu saja tertuju padamu. Padahal, logikaku sudah mengetahui bahwa kau tak menyukai itu. Namun, sudahlah. Tak ada gunanya pula merangkai aksara panjang-panjang bila kau tak mengerti apa maksud yang sebenarnya ingin kuutarakan. Jadi, cukup sekian saja cerita yang terangkai dari kisah kita malam itu. Maaf, aku keliru. Maksudku, kisah dari rasa untukmu yang bersua dalam dadaku, menyentuh kalbu, menebar rindu, mengharap balasan yang ... ah sudahlah!
Komentar
Posting Komentar