[Cerpen] Apakah Perempuanku Masih Ingin Mati?
Apakah Perempuanku Masih Ingin Mati? Oleh: Adhelia Putri Chandra P. *** Macet. Satu kata yang tak pernah terhapus dari kondisi Kota Malang setiap hari, apalagi pada hari Minggu seperti sekarang. Kepulan asap rokok milik sopir angkutan umum dan kepulan asap kendaraan besar menyatu di atas sana. Aroma kecut dari para pengendara yang terjebak kemacetan di Perempatan Belimbing ikut menjadi perpaduan siang ini. Sesekali, aku membetulkan letak kacamata yang melorot sebab hidung yang mancung ke dalam seraya berdecak sebal. Bagaimana tidak? Sudah hampir setengah jam kendaraan yang ditunggangi oleh kekasihku ini mangkrak akibat jalanan yang awut-awutan siang ini. Belum lagi sinar matahari yang terasa menyengat dan menguliti kulit. “Huh, harusnya tadi aku mengenakan setelan lengan panjang,” gerutuku. “Ya 'kan sudah Mas bilang, pakai jilbab,” sahut Raka—kekasihku yang tengah asik mengendalikan setang motor—menyelip di antara padatnya kendaraan. Aku menghela napas panjang. Memang...